Saturday, July 21, 2018

Penerapan PHBS pada penderita GERD dan Psikosomatik

Selamat Pagi teman teman yang sehat dan berbahagia, 

Saya ingin mengenalkan teman teman dengan sebuah program, di mana tulisan-tulisan di Heathy and Happy mengacu pada program ini. Programnya namanya PHBS. Singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Program ini merupakan program resmi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yang tentunya dibuat oleh orang orang yang berpengalaman dan mengerti dengan kondisi kesehatan yang sudah disesuaikan juga dengan kondisi geografis dan kultur masyarakat Indonesia. Sehingga cocok untuk kita sebagai masyarakat Indonesia terapkan. 

Jadi melalui blog ini saya mengajak teman teman untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
PHBS jika diterapkan pada orang orang dengan masalah lambung dan psikosomatis ada 6 hal yang teman teman perlu perhatikan:

1. Makanan

Memiliki jadwal makan rutin dan memiliki catatan daftar makanan yang ramah terhadap lambung sendiri. Salah satu pencetus sensasi demi sensasi akibat sakit lambung adalah makanan, untuk itu perlu kiranya teman-teman membangun database pribadi tentang makanan yang ramah bagi lambung teman-teman sendiri. Ada beberapa kasus kopi aman di satu orang, tapi membuat sensasi bagi orang lain. Sebaliknya, ada yang kumat sensasi lambungnya karena makan yogurt sementara orang lain aman-aman saja. Efek sensitivitas dari makanan ini sifatnya personal, untuk itu tidak perlu membandingkan dengan orang lain, cukup bangun sendiri catatan daftar makanan yang aman untuk diri sendiri.

2. Olahraga

Lakukan olahraga rutin dan terukur. Peran olah raga pada kesehatan bukan sebuah tindakan instan. Olah raga merupakan investasi kesehatan. Kita ibaratkan dengan investasi uang misalnya, kita tabung setiap kita menerima gaji, sedikit setiap menerima gaji. lalu jika sudah banyak dibelikan emas misalnya, saham misalnya atau sesuatu yang akan membuat uang kita berkembang. Lalu kapan kita akan menikmati hasil investasi kita? tentunya bukan besok, bukan juga minggu depan, bahkan mungkin bukan juga tahun depan. Kita akan menerima manfaat dari uang yang kita tabung setiap gajian, tabungan yang kita kelola setiap mencapai satu nilai mungkin baru 10 tahun lagi, saat kita sudah tua dan sudah tidak produktif lagi. Konsep ini yang saya ingin gunakan untuk menggambarkan manfaat dari olah raga, Jika kita berharap dengan olah raga di hari ini lalu berharap besok sakit lambung kita sembuh, maka bukan ini manfaat dari olah raga. Olah raga yang rutin dilakukan setiap hari, hanya 30 menit setiap hari saja akan kita rasakan manfaatnya 10 tahun lagi, saat kita sudah tua nanti bisa dirasakan manfaatnya.

3. Istirahat 

Tidur 6 sampai 8 jam sehari dan istirahatlah yang cukup. Tidur dengan kualitas tidur yang bagus juga perlu diupayakan agar tenaga bisa kembali pulih setelah bangun tidur untuk mendukung aktivitas keesokan harinya. Untuk orang-orang dengan psikosomatis sering sekali bermasalah dengan kualitas tidur. untuk itu perlu diupayakan bagaimana caranya agar bisa lelap tidurnya. Tidur yang lelap adalah tidur yang memiliki kualitas bagus, akan berakibat badan menjadi segar saat bangun tidur. Sehingga lebih bertenaga untuk melanjutkan aktivitas keesokan harinya. Bagaimana agar tidur bisa lelap (berkualitas)? sangat erat kaitannya dengan poin nomor 2 Olah raga, poin nomor 4 Berpikir positif juga poin nomor 5 Berperilaku Sehat. Jadi jika kita merasa sulit untuk tidur lelap, maka benahi dulu kebiasaan berolah raga, benahi dulu pikiran dan miliki perilaku sehat maka otomatis tidur menjadi mudah terlelap.

4. Berpikir Positif

Selalu berpikir positif merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk orang-orang dengan Psikosomatis, ada beberapa tips untuk bisa berpikir positif seperti bergabung dengan komunitas yang hanya membahas hal hal positif, mengabaikan hoax yang banyak beredar diluar, fokus pada mengerjakan hal hal positif dan produktif. Berpikir positif ini perlu dilatih, jika kita berada di lingkungan yang tidak positif maka sulit bagi kita untuk bisa berpikir positif, karena kita adalah produk dari lingkungan kita. Tidak perlu pindah tempat tinggal, cukup pilih waktu yang kita habiskan lebih banyak bersama dengan orang-orang berperilaku negatif atau orang-orang yang berperilaku positif. Banyak orang yang melakukan kegiatan positif sebenarnya namun sikap, tutur kata dan perilaku pribadi mereka bersifat negatif. Ini merupakan sebuah jebakan dari lingkungan, sebuah lingkungan yang bertujuan positif namun dikelola orang-orang berperilaku negatif. Berpikir positif ini perlu dilatih, perlu dijaga pikiran kita hanya dimasuki oleh hal-hal positif saja. Berpikir positif bukan kebetulan, harus diupayakan. Jika kita tidak mengupayakan apa pun tentang pikiran kita, secara otomatis kita akan berpikir negatif.

5. Berperilaku Sehat

Proaktif dalam menjaga kesehatan terutama menghindari kegiatan-kegiatan yang berdampak pada resiko terkena penyakit. Perilaku yang mesti dijaga adalah hal-hal kecil seperti contohnya:
  • mencuci tangan sebelum makan
  • mengunyah makanan 33 kali sebelum ditelan
  • menggunakan jamban yang bersih
  • tidak merokok
  • tidak minum minuman beralkohol
  • tidak berganti-ganti pasangan sex
  • menghindari olah raga ekstrem
  • mengatur kegiatan harian
  • menetapkan target sebuah pekerjaan dalam tenggang waktu yang terukur
  • tidak melakukan dua pekerjaan dalam satu waktu
  • menahan marah dan bersabar dalam menghadapi situasi tertentu
  • dan masih banyak lagi perilaku sehat yang bisa dicontohkan. 

Untuk panduan mudahnya, jika ada satu kebiasaan kita yang membuat kita sakit, maka ubah kebiasaan itu menjadi kebiasaan yang lebih sehat. Sekali lagi, perilaku sehat mesti diupayakan, membutuhkan usaha, di usaha yang perlu dilakukan ini letak mahalnya kesehatan.

6. Fasilitas Kesehatan.

Kita memang tidak ingin sakit, tujuan kita adalah sehat. Namun kita tetap perlu memiliki rencana, jika sakit apa yang harus dilakukan. salah satunya adalah rencana pemeliharaan kesehatan. Sayangnya kebanyakan dari akses ke fasilitas pemeliharaan  kesehatan seperti klinik, rumah sakit, dan apotek sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana. Sehingga ada baiknya memiliki perencanaan penyediaan dana kesehatan untuk pribadi dan keluarga sendiri. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti ikut program kesehatan pemerintah seperti BPJS, ikut asuransi kesehatan swasta, memiliki tabungan khusus kesehatan, bekerja pada instansi yang memiliki jaminan kesehatan keluarga, dll. Penting sekali setiap menerima keuntungan transaksi bisnis ataupun gaji, atau sumber penghasilan lain, kita sisihkan sedikit untuk menjadi simpanan dana kesehatan. Kita tidak pernah tahu kapan kita membutuhkannya. Namun, jika tidak pernah ditabung, maka tidak akan pernah terkumpul. Terlebih untuk orang dengan psikosomatik, memiliki cadangan dana kesehatan bisa berdampak pada ketenangan diri.  Cara lain adalah dengan mempelajari cara membuat obat tradisional dari tanaman yang tumbuh di daerah sekitar tempat tinggal kita, lalu menanam sendiri tanaman yang bisa menjadi obat. Saat ini banyak metode menanam di lahan yang sempit sehingga minimnya lahan tetap bisa disiasati. Ada juga metode-metode self healing seperti senam kesehatan, perguruan pengolahan energi untuk kesehatan, yoga, dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis yang kegiatan tersebut bisa menyembuhkan sakit-sakit ringan seperti flu, tekanan darah tinggi, dll. Tujuan dari pemeliharaan kesehatan ini adalah kemampuan untuk mendapatkan tindakan pengobatan, kemampuan untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, kemampuan untuk melakukan perawatan kesehatan.  

Demikian penjelasan singkat mengenai penerapan PHBS pada penderita GERD dan Psikosomatik, semoga bermanfaat.

I'm Healthy and Happy