Kalian tahu kamera kan? Kamera digunakan untuk merekam
sebuah kejadian dalam bentuk gambar. Sebuah kamera yang canggih memiliki lensa
yang bisa diatur fokusnya. Sehingga pada titik yang kita fokuskan akan tampak
jelas dan daerah lain di dalam hasil fotonya nanti akan tampak blur.
Ini merupakan ilustrasi bagus untuk pikiran kita. Pikiran
kita seperti lensa itu, bisa kita fokuskan pada hal yang positif atau bisa juga
kita fokuskan pada hal negatif.
Contoh bagaimana mengaplikasikan ilustrasi ini. Jika kita
mengalami reflux, ada sesuatu yang seolah olah naik dari lambung ke
kerongkongan, maka ini merupakan kondisi yang sangat tidak enak. Di saat seperti
ini kita punya pilihan fokus pikiran kita. Bisa kita fokuskan pada apa yang
kita rasakan, maka sensasi akan makin menjadi, pertama mulai cek detak
jantung.. eh.. Kok cepat ya.. Lalu mulai memperhatikan pandangan.. kok
pandanganku buram ya.. lalu mulai berdiri diam.. Memperhatikan apakah oleng
atau tidak berdirinya. Ini yang kita sebut fokus pada sensasi. Maka kita akan
dapat sensasi lagi sensasi lagi.
Ada pilihan lain yang lebih menarik ketika kondisi reflux yang
sama terjadi, fokuslah pada hal positif. Misal ketika reflux dibawa jalan kaki.
Langsung ambil dompet, ambil smartphone, pakai sepatu lalu jalan ke minimart yang
jaraknya 5km untuk sekedar membeli yogurt misalnya. Atau jalan ke warung kopi yang berada diujung jalan untuk sampai sana sekedar minum segelas teh tawar hangat. Dengan fokus pada action
seperti ilustrasi yang kedua kita akan fokus pada tempat yang ingin kita capai
dengan berjalan kaki. Yaitu minimart tadi atau warung kopi tadi. Sehingga sensasi
pun berlalu tanpa kita rasakan.
Jadi, ini masalah fokus. pilihannya tergantung kita, mau
fokus pada sensasi atau mau fokus pada action.
I'm Healthy and Happy