Sunday, January 27, 2019

Pintu yang terlalu sempit


Tadi pagi saya dan istri membantu menggantikan rekan instruktur lain yang membuka sasana baru di kota depok, namun beliau tinggalnya di Serpong.

Pagi itu hujan, kontak person sasana baru ini memulai komunikasi whatsapp dengan saya. “Pak di sini hujan.. di sana hujan tidak pak?”. Saya pun membalas: “iya bu, di sini juga hujan, tapi saya tetap jalan ke sana”. Singkat cerita saya tiba di lokasi, sebuah masjid yang halamannya akan kami gunakan untuk latihan Ling Tien Kung bersama. Ibu yang menjadi kontak person saya datang dan mulai sibuk mempersiapkan tempat, memanggil warga sekitar masjid untuk berkumpul dan berlatih gerak penyembuhan bersama. Sambil menunggu saya melihat di samping masjid ada seorang ibu yang duduk di kursi roda elektrik. Saya menghampiri ibu tersebut dan mengajak untuk bergabung berlatih bersama, sambil menceritakan bahwa rekan saya ada yang forward saya video seorang ibu yang sama seperti beliau tadinya hanya duduk di kursi roda, sekarang sudah bisa berjalan lagi. Ibu itu berkata iya saya pingin ikut, tapi saya tidak bisa. Saya masih tidak mengerti mengapa tidak bisa, tapi saya terpaksa meninggalkan ibu itu karena latihan akan segera dimulai.

Latihanpun dimulai, saya melakukan apa yang diajarkan senior senior saya, membuka latihan dengan doa, kemudian sedikit menjelaskan gerakan charge accu sebelum memulai latihan. Lalu latihanpun dimulai. Ditengah latihan saya melihat ibu tadi dengan menggunakan kursi rodanya berjalan mengelilingi masjid seperti mencari-cari sesuatu. Setelah beberapa kali bolak balik, akhirnya ibu itu berhenti di pinggir pagar masjid, lalu menghadapkan kursi rodanya kearah saya dan mulai mengikuti gerakan latihan dari kursi rodanya. Latihan tetap berjalan seperti biasa, ketika masuk ke gerakan kaki bangau 10 titik, saya minta ijin pada peserta untuk membelakangi mereka agar mereka bisa melihat contoh gerakan dengan posisi saya searah dengan mereka. Setelah selesai saya balik badan, ibu tadi sudah tidak terlihat lagi.  Seusai latihan saya berusaha mencari ibu tadi, tapi sepertinya sudah masuk ke dalam rumah.

Sesampai dirumah saya bercerita pada istri tentang ibu tadi, rupanya istri saya pun juga memperhatikan dan sempat menghampiri dan berusaha membantu, tapi rupanya pintu pagar masjid terlalu kecil sehingga tidak bisa dimasuki oleh kursi roda elektrik ibu tadi. OK.. berarti ini menjadi PR kami minggu depan, bagaimana caranya ibu itu bisa masuk ke dalam masjid dan bisa berlatih bersama di tengah-tengah kami. Sebuah tantangan yang menarik bagi seorang Instruktur Ling Tien Kung..

I’m Healthy and Happy