Tadi pagi saya dan istri membantu menggantikan rekan
instruktur lain yang membuka sasana baru di kota depok, namun beliau tinggalnya
di Serpong.
Pagi itu hujan, kontak person sasana baru ini memulai komunikasi
whatsapp dengan saya. “Pak di sini hujan.. di sana hujan tidak pak?”. Saya pun
membalas: “iya bu, di sini juga hujan, tapi saya tetap jalan ke sana”. Singkat
cerita saya tiba di lokasi, sebuah masjid yang halamannya akan kami gunakan
untuk latihan Ling Tien Kung bersama. Ibu yang menjadi kontak person saya
datang dan mulai sibuk mempersiapkan tempat, memanggil warga sekitar masjid
untuk berkumpul dan berlatih gerak penyembuhan bersama. Sambil menunggu saya
melihat di samping masjid ada seorang ibu yang duduk di kursi roda elektrik.
Saya menghampiri ibu tersebut dan mengajak untuk bergabung berlatih bersama, sambil
menceritakan bahwa rekan saya ada yang forward saya video seorang ibu yang sama
seperti beliau tadinya hanya duduk di kursi roda, sekarang sudah bisa berjalan
lagi. Ibu itu berkata iya saya pingin ikut, tapi saya tidak bisa. Saya masih
tidak mengerti mengapa tidak bisa, tapi saya terpaksa meninggalkan ibu itu
karena latihan akan segera dimulai.
Latihanpun dimulai, saya melakukan apa yang diajarkan senior
senior saya, membuka latihan dengan doa, kemudian sedikit menjelaskan gerakan
charge accu sebelum memulai latihan. Lalu latihanpun dimulai. Ditengah latihan saya
melihat ibu tadi dengan menggunakan kursi rodanya berjalan mengelilingi masjid seperti
mencari-cari sesuatu. Setelah beberapa kali bolak balik, akhirnya ibu itu
berhenti di pinggir pagar masjid, lalu menghadapkan kursi rodanya kearah saya
dan mulai mengikuti gerakan latihan dari kursi rodanya. Latihan tetap berjalan seperti
biasa, ketika masuk ke gerakan kaki bangau 10 titik, saya minta ijin pada
peserta untuk membelakangi mereka agar mereka bisa melihat contoh gerakan
dengan posisi saya searah dengan mereka. Setelah selesai saya balik badan, ibu tadi sudah tidak terlihat lagi. Seusai latihan saya berusaha mencari ibu tadi,
tapi sepertinya sudah masuk ke dalam rumah.
Sesampai dirumah saya bercerita pada istri tentang ibu tadi,
rupanya istri saya pun juga memperhatikan dan sempat menghampiri dan berusaha
membantu, tapi rupanya pintu pagar masjid terlalu kecil sehingga tidak bisa
dimasuki oleh kursi roda elektrik ibu tadi. OK.. berarti ini menjadi PR kami
minggu depan, bagaimana caranya ibu itu bisa masuk ke dalam masjid dan bisa
berlatih bersama di tengah-tengah kami. Sebuah tantangan yang menarik bagi
seorang Instruktur Ling Tien Kung..
I’m Healthy and Happy